Dalam beberapa tahun terakhir, Desa Mingyue mengandalkan lingkungan ekologisnya yang unggul dan kerajinan keramik tradisional untuk memperkenalkan proyek pariwisata budaya dan kreatif pedesaan, seniman, serta pelaku budaya dan pariwisata, yang membentuk desa wisata dengan kerajinan keramik sebagai ciri khasnya.
“Desa Mingyue sangat bersih. Infrastrukturnya, contohnya jalanan, sudah dikembangkan dengan baik. Warga desa juga sangat tekun mengembangkan industri pariwisata di bawah bimbingan pemerintah setempat. Model ini layak untuk dipromosikan di Indonesia,” kata Bachtiar.
Kepala desa asal Indonesia lainnya, Laode Rahmapo, sangat tertarik dengan model pengembangan pariwisata daerah pedesaan di Chengdu, Sichuan.
“Rencana pengembangan pariwisata pedesaan di Chengdu sangat bagus. Pertama-tama kami mengunjungi rute wisatanya, kemudian ada beberapa sesi konsumsi di pertengahan, yang dapat membentuk rute wisata secara utuh. Kreativitas semacam ini layak untuk dipelajari! Saya ingin membawa gagasan ini pulang ke Indonesia, tempat desa kami juga mengembangkan industri pariwisata, yang ternyata bermanfaat,” kata Laode.