Pembangunan Indonesia ditujukan untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu kebijakan pembangunan manusia diarahkan pada peningkatan kualitas hidup dan perlindungan hak perempuan.
“Karenanya kami mengundang PIMTI Perempuan Indonesia untuk berdiskusi terkait pedoman tersebut sekaligus melihat langsung praktiknya di lapangan tepatnya di Desa Wisata Kelecung,” ujar Giri.
Selama tiga hari, Presidium hingga anggota PIMTI Perempuan Indonesia diajak untuk menikmati berbagai daya tarik Desa Wisata Kelecung. Mulai dari menginap di fasilitas homestay yang ada, merasakan tinggal di rumah adat Bali dengan pengaturan yang unik sesuai budaya dan kepercayaan masyarakat, mengikuti persiapan hingga pelaksanaan melukat, berlatih melukis ala seniman Bali, dan menyiapkan serta menikmati kuliner Bali seperti ayam betutu, sate lilit, ayam sambal matah, tum ayam, dan lainnya.
Sementara untuk sesi diskusi hadir sejumlah narasumber di antaranya Tenaga Ahli Penyusunan Pedoman Desa Wisata Ramah Perempuan, Lenny N Rosalin; Pegiat dan pemrakarsa Kelecung Eco Village, Aniek Puspawardani; serta Prof. Darma dari Universitas Saraswati-Bali sebagai penanggap.