Momentum Sach/Crowther ini pun berlanjut. Setelah menyamakan kedudukan, satu break lagi diperoleh. Bila ingin menyudahi set pembuka, mereka tinggal mengamankan servis kelimanya. Nathan/Blake berada dalam kondisi rentan.
Kerentanan semakin nyata. Nathan/Blake harus menghadapi tiga set point lawan. 40-15, return apik Blake tidak terbalaskan. 40-30, forehand Nathan memecah pertahanan. 40-40, deciding point—ganda tidak mengenal advantage dalam deuce—Nathan diputuskan sebagai penerima, Blake bersiap memotong bola di dekat net.
Keputusan ini tepat belaka. Nathan melepaskan return yang panjang. Blake memungkasi dengan smash keras. Cukup berbalas tiga pukulan, mereka menegaskan semangat pantang menyerah. Kedudukan gim pun kembali imbang, 5-5.
Setelah menjaga servis, Nathan/Blake enggan menyia-nyiakan peluang menutup set tanpa tie break. Harus mencetak break bukan masalah. Begitu set point, sontekan Blake memenangkan adu voli untuk mengantongi set pertama.
“Tertinggal satu break, kami beruntung bisa menyamakan kedudukan di gim kesepuluh. Sama halnya ketika terkena break cepat di set kedua, kami berjuang keras membalikkan keadaan,” ujar Blake, pemilik dua gelar ganda Challenger.