“Padahal untuk seleksi tim sepakbola PON harusnya dilakukan dengan merekrut pemain dari club yang ikut dalam kompetisi liga 3. Bukan seperti saat ini, seleksi terbuka yang ujungnya rawan terjadinya pemain-pemain titipan dari pihak tertentu,” katanya.
Sisi lainnya, Plt Asprov PSSI Provinsi DKI Jakarta juga mempengaruhi perhatian terhadap club-club sepakbola liga tiga yang dalam segi finansial masih sangat mengkhawatirkan. “Dari 24 club liga 3, tercatat hanya 3-4 club yang secara finansial dalam kondisi baik,” katanya.
Kegelisahan terhadap prestasi sepakbola juga disampaikan mantan anggota DPRD DKI 3 periode, Sjahrial. Mantan Ketua Komisi E dan anggota Komisi C DPRD DKI itu menyesalkan tim sepakbola PON DKI Jakarta yang gagal lolos babak kualifikasi pra PON 2024 karena tersingkir oleh Jawa Barat, Banteng dan Kalteng.
Padahal, kata Sjahrial pemprov DKI Jakarta lewat APBD DKI bertahun-tahun, sudah mengucurkan dana ratusan miliar untuk pembinaan sepakbola DKI Jakarta.” Kalau hasilnya 4 kali pelaksanaan PON, Jakarta selalu gagal dalam kualifikasi. Sama halnya dana yang diberikan sia-sia,” sesalnya.