IPOL.ID – Studi yang diterbitkan dalam Science of the Total Environment mengungkapkan bahwa polutan terkait dengan peningkatan risiko depresi pasca persalinan. Paparan terhadap polusi udara selama kehamilan dikaitkan dengan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan komplikasi seperti gangguan hipertensi.
Dikutip dari Medical Daily, Sabtu (14/9/24), studi terbaru menunjukkan bahwa dampaknya juga mencakup kesehatan mental, dengan paparan polusi hampir melipatgandakan risiko depresi pasca persalinan.
Risiko yang meningkat ini dapat bertahan hingga tiga tahun, seperti diungkapkan dalam studi terbaru.
Tingkat tinggi nitrogen dioksida (NO2) dan partikel matter yang dapat terhirup (PM10), terutama dalam jangka waktu lama, diketahui dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan seperti asma, serangan jantung, dan stroke.
“Yang benar-benar baru dari penelitian ini adalah bahwa kami mampu memperluas pemeriksaan depresi hingga lebih dari satu tahun setelah persalinan, dan menunjukkan efek berkelanjutan dari polusi udara selama kehamilan terhadap gejala depresi hingga tiga tahun pasca persalinan,” kata Tracy Bastain, penulis utama studi tersebut dalam siaran pers.