“Di berbagai daerah, koalisi partai pengusung jadi variatif, tidak lagi semata Koalisi besar KIM plus vs non-KIM. Tetapi dapat dilihat perpaduan keduanya,” ujarnya.
Koordinator Komite Pemilih Indonesia, Jerry Sumampow, melihat meningkatnya jumlah calon tunggal melawan kotak kosong adalah semacam siasat antara kekuasaan, partai politik dan calon tertentu untuk menang dalam pemilihan kepala daerah.
“Ada kekhawatiran bahwa orang-orang yang diplot oleh kekuasaan dan partai politik untuk menjadi kepala daerah tak disukai rakyat sehingga tak terpilih,” ujar Jerry.
“Fenomena calon tunggal adalah kecelakaan sejarah. Sebab dibolehkannya calon tunggal dalam pemilihan kepala daerah membuka ruang bagi partai politik dan elit politik untuk mengatur siasat agar calon kepala daerah bisa mereka tentukan, bukan lagi ditentukan oleh rakyat melalui pemilihan.”
Pilih kotak kosong
Guna meminimalisir jumlah kotak kosong ke depan, para pakar menilai sejumlah upaya harus dilakukan. Ali mengatakan masyarakat adalah sebagai harapan terakhir. “Jika memang calon tunggal tidak sesuai harapan, silakan pilih kotak kosong sebagai bentuk protes,” kata Ali.