Seorang juru bicara mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa transit pertamanya dalam tujuh tahun adalah untuk menegaskan “hak kebebasan navigasi”.
Transit ketiga kapal tersebut terjadi seminggu setelah kapal induk China Liaoning berlayar untuk pertama kalinya di antara dua pulau Jepang di dekat Taiwan, negara demokrasi yang diperintah sendiri yang diklaim Beijing sebagai miliknya.
Tokyo mengatakan, kapal-kapal tersebut memasuki zona bersebelahannya, wilayah hingga 24 mil laut (sekitar 44 km) dari pantai Jepang, dan menyebut insiden itu “sama sekali tidak dapat diterima”. China mengatakan telah mematuhi hukum internasional.
Pada akhir Agustus, Tokyo mengatakan sebuah pesawat mata-mata China melanggar wilayah udara Jepang di dekat pulau-pulau di lepas pantai barat dayanya.
Yomiuri Shimbun mengutip beberapa sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan Perdana Menteri Fumio Kishida telah memerintahkan transit di Selat Taiwan karena khawatir tidak melakukan apa pun setelah aktivitas China dapat mendorong Beijing untuk mengambil tindakan yang lebih tegas.