“Kami juga ingin menaikkan gairah para kolektor batu permata, secara tidak langsung menaikkan harga batu bacan. Batu yang sudah juara ketika ada segel yang tadinya hanya Rp5 juta bisa menjadi Rp20 juta, tergantung juaranya, kalau juara 1 sudah pasti mahal,” ungkapnya.
Lebih jauh, Jessy utarakan bahwa event kontes batu tersebut penilaiannya dilakukan oleh sejumlah juri yang bisa dikatakan kredibel, dan netral. Untuk juri screening saja ada 7 orang, juri penilai ada 8, kriterianya yang dinilai adalah warna, transparan pada bacan, clarity, bentuk gosokan dan peserta wajib menunjukkan, melampirkan memo batu dikonteskan.
“Memo akan menunjukkan batunya sesuai gak nih, karena ada juga tak sesuai batu bacan tapi mirip. Jadi memo jadi syarat walau (memo) tak ditaruh di meja,” imbuhnya.
Batu bergambar pun ikut dilombakan, namun tetap masih varian batu bacan. Karena batu bacan tidak seluruhnya berwarna biru dan hijau. Ada juga yang kembang, kuning, orange, multi colour, ada yang berwarna kemerahan tipis. Nah, itu semua yang diambil dinilai kecantikan dari pola berbentuk gambar pada batu bacan itu sendiri.