IPOL.ID – Harga kedelai impor yang hingga kini masih mahal membebankan biaya produksi. Bahkan belakangan ini kenaikan harga itu dikeluhkan produsen tahu di Kelurahan/Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
Produsen tahu, Sukirman, 49, mengungkapkan, harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama produksi sekarang masih mahal atau berkisar di angka Rp10-Rp11 ribu per kilogram.
“Harga belum normal. Ya harapannya dari pemerintah biar bisa menurunkan harga kedelai lagi, biar produsen, pedagang enak,” tutur Sukirman di Ciracas, pada Selasa (15/10/2024) siang.
Kendati harga kedelai impor sekarang sudah turun dari yang sebelumnya sempat menyentuh Rp13 ribu per kilogram, namun harga belum dapat dikatakan normal.
Karena harga kedelai impor normalnya berada di bawah Rp10 ribu per kilogram, sehingga dia berharap pemerintah cepat mengambil langkah untuk menurunkan dan menjaga stabilitas harga.
“Harga sekarang Rp10-Rp11 ribu per kilogram, tergantung macamnya. Karena kedelai kan enggak satu (jenis) saja. Kalau bisa harga turun lagi, biar normal seperti dulu lagi,” harap dia.
Mengingat daya beli masyarakat sekarang cenderung menurun, bahkan banyak pedagang tahu di pasar mengurangi jumlah pembelian hingga setengahnya karena harga kedelai mahal.
Sukirman mengungkapkan kembali, para produsen tahu juga masih diliputi kekhawatiran harga kedelai impor dapat kembali merangkak lagi saat mendekati hari raya keagamaan seperti Idul Fitri.
“Kita juga masih jaga-jaga takut harga naik. Kenaikan harga kedelai ini sudah sejak dua tahun terakhir lah, naiknya bertahap. Walaupun sekarang mendingan, tapi belum normal juga,” tukasnya.
Sementara, salah satu konsumen Maryati, 41, mengatakan, saat dia membeli tahu masih dengan harga normal seperti biasanya. Seperti tahu putih ukuran besar harganya Rp5.000 di pasar, kalau beli di produsennya lebih murah.
Tetapi dia berharap adanya kabar kenaikan harga bahan baku pembuatan tahu dan tempe tidak malah membuat harga tahu dan tempe ikut naik.
“Kita sih sebagai warga dan atau konsumen yang pasti tidak ingin ada kenaikan harga ya, pemerintah harus mengontrol harga itu agar tidak terus-terusan naik, harapannya sih normal,” ucapnya. (Joesvicar Iqbal)