Serangan itu terjadi pada hari yang sama ketika pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon menuduh tentara Israel “berulang kali” menembaki posisi pasukannya, termasuk dengan tank, yang mengakibatkan dua tentara Indonesia terluka.
Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto, yang negaranya merupakan penyumbang utama pasukan tersebut, mengutuk “tindakan permusuhan” yang menurutnya “dapat merupakan kejahatan perang”, sementara Spanyol menyebutnya sebagai “pelanggaran berat terhadap hukum internasional”.
Washington mengatakan bahwa meskipun Israel menargetkan fasilitas Hizbullah, “sangat penting bahwa mereka tidak mengancam keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian PBB.”
Militer Israel mengatakan telah beroperasi melawan Hizbullah di dekat markas besar UNIFIL dan telah “memerintahkan pasukan PBB di daerah itu untuk tetap berada di tempat yang dilindungi.”
Israel telah menggempur Hizbullah di Lebanon sejak 23 September dalam kampanye yang meningkat yang telah menewaskan lebih dari 1.200 orang dan membuat lebih dari satu juta orang lainnya mengungsi, menurut penghitungan AFP dari angka-angka kementerian kesehatan.