IPOL.ID – Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) memperingatkan rezim Israel untuk tidak mengandalkan sistem pertahanan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) yang dikirim oleh Amerika Serikat (AS).
Awal bulan ini, AS Serikat mengirimkan sistem pertahanan anti-rudal THAAD ke Israel bersama dengan sejumlah tentara dan kru untuk mengoperasikannya.
Pengerahan ini, menurut Presiden AS Joe Biden, bertujuan untuk memperkuat pertahanan udara Israel setelah serangan rudal besar-besaran dari Iran dan kelompok perlawanan regional, termasuk Hizbullah Lebanon.
“Jangan percaya pada pipa THAAD; ini terbatas dan Anda mengandalkan kekuatan yang terbatas. Tembak sebanyak yang Anda inginkan, musuh Anda akan menembak berkali-kali lipat lebih banyak dari Anda. Anda tidak bisa menang dalam hal ini dan kami akan mengalahkan Anda,” kata Mayor Jenderal IRGC Hossein Salami, seperti dilaporkan oleh kantor berita Press TV, Kamis (24/10).
Salami juga mengecam AS karena dukungannya yang tidak pernah berhenti terhadap Israel dalam apa yang dia sebut sebagai genosida yang panjang di Jalur Gaza dan Lebanon.
“Amerika juga keliru karena mengaitkan martabat politik mereka dengan kejahatan [Israel] dan membuat diri mereka hina dan terisolasi di antara bangsa-bangsa di dunia,” katanya.
“Hari ini, dunia mengenal Amerika melalui bom-bom yang dijatuhkan kepada anak-anak Gaza dan Lebanon. Tidak banyak yang tersisa dari semua kejayaan negara adidaya Amerika di dunia dan itu juga tidak akan bertahan lama,” imbuhnya.
THAAD, yang dibuat oleh produsen kedirgantaraan AS, Lockheed Martin, merupakan sistem pertahanan anti-rudal canggih yang menggunakan kombinasi radar dan pencegat untuk menggagalkan rudal balistik jarak pendek, menengah, dan jarak menengah, dengan jarak tempuh rudal berkisar antara 150 hingga 200 kilometer. (far)