Di lokasi yang sama pula ada alur sungai Kali Gendol yang juga dimanfaatkan warga untuk tanaman beberapa komoditas pangan. Sawah menjadi komoditas yang paling dominan, sisanya ada pisang dan cabai.
Di tempat yang sama, Ketua Relawan Desa Tangguh Bencana Argomulyo, Partono mengatakan, warga telah diizinkan otoritas untuk menanam sawa dan komoditas pangan lain di area tersebut.
“Untuk petani ini memang sengaja diperbolehkan karena apa? Karena mereka sudah diberitahu ini cuman berhak menggarap, tapi memiliki tidak bisa,” ujar Partono.
Dia memastikan, warga punya kesadaran tinggi akan potensi bencana letusan Gunung Merapi, termasuk dampaknya terhadap area yang digarap menjadi lahan sawah itu.
Insiden yang paling mengerikan adalah letusan dahsyat Gunung Merapi pada 2010 silam. Kejadian itu membuat banjir lahar dingin di 15 sungai yang berhulu di Gunung Merapi, sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan di sekitar bantaran sungai.
Selain menimbulkan kerugian materi, lahar hujan juga mengancam keselamatan warga yang tinggal maupun beraktivitas di sekitar sungai. “Bila nanti terjadi sesuatu atau tidak diinginkan, mereka sudah sadar semua, untuk petani semua sudah mengikhlaskan karena mereka sadar, mereka cuman menggarap, bukan hak mereka,” paparnya.