IPOL.ID – Israel pada pekan lalu mengumumkan telah membunuh Kepala Biro Politik Hamas Yahya Sinwar dalam serangan drone di Jalur Gaza bagian selatan. Israel menilai Sinwar adalah salah satu tokoh yang bertanggungjawab terhadap serangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 warga Israel.
Wakil Presiden Amerika Kamala Haris menyebut kematian Sinwar sebagai kesempatan menyudahi perang di Gaza. “Keadilan telah ditegakkan,” ujar Haris.
Namun pengamat Timur Tengah di Universitas Indonesia Yon Machmudi mengatakan yang terjadi justru sebaliknya, mengingat Hamas sudah terbiasa kehilangan pemimpin mereka. Menurutnya, kematian Sinwar justru akan semakin memperkuat semangat perlawanan Hamas, bukan solusi menuju perdamaian.
“Pembunuhan itu (para pemimpin Hamas) bukan solusi untuk menuju perdamaian tapi justru semakin menguatkan benih-benih perlawanan di kalangan hamas dan kelompok-kelompok perlawanan yang lain. Karena itu bukan tanda-tanda kekalahan, hanya masalah terbunuhnya seorang pemimpin dan mereka sudah terbiasa dengan pergantian pemimpin,” katanya kepada VOA, Minggu (20/10).