“Karena berliterasi tak terbatas pada kegiatan membaca, apalagi 15 menit sebelum belajar. Literasi sesungguhnya mencakup keterampilan mendengar, berbicara, membaca, menulis, menganalisa dan mengekspresikannya,” ujar Willy.
Ia juga mengungkapkan, hal yang terpenting dalam meningkatkan kemampuan bahasa pada anak didik adalah penerapan Extensive Reading (ER) dan Extensive Listening (EL). Dengan begitu, siswa akan terbiasa melakukan literasi dan mendapatkan “asupan” untuk bekal mempelajari bahasa. Asupan yang dimaksud Willy yakni, kosakata yang didapatkan anak melalui kegiatan membaca dan mendengarkan.
“Seorang anak yang tidak punya gudang kosakata yang cukup dan pemahaman atas kosakata akan memiliki kesulitan dalam menulis dan berbicara. Semua ini sangat erat kaitannya. Read more, know more, understand more. Sebagai pengajar kita harus bisa memahami,” pesannya kepada para guru yang hadir dalam kegiatan gelar wicara. (ahmad)