IPOL.ID – Acara Forum Group Discussion dalam Musyawarah Nasional (Munas) III Persaudaraan Pekerja Truk Indonesia (PPTI) Nusantara, pada 26 Oktober 2024, di Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi ajang dialog para sopir truk kepada para nara sumber. Di acara tersebut hadir sejumlah nara sumber dari berbagai instansi, seperti Polri, Kementerian Perhubungan, dan BPJS Ketenagakerjaan.
Dalam sesi dialog, nara sumber dari Polri diwakili oleh Direskrimum Polda Jawa Timur Kombes Farman. Dalam sesi itulah sejumlah sopir mengeluarkan unek-unek tentang berbagai risiko pekerjaan yang menimpa para sopir truk di jalanan. ”Yang kemarin terjadi pada anggota kami Pak, di Sumatra ada driver anggota PPTI Nusantara yang dibunuh hanya gara-gara dimintai Rp50 ribu tidak dikasih, orang itu (pemalak) menghilangkan nyawa anggota kami,” ungkap Teguh Susanto, PPTI Nusantara korwil Cilacap, Jawa Tengah.
Sementara Fahri Hidayat anggota Komunitas Satu Keluarga Besar Driver Indonesia meminta aparat negara melindungi profesi sopir truk. ”Kami membutuhkan keamanan. Karena kami adalah pahlawan transportasi yang belum diakui (jasanya) sampai saat ini di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sudah merdeka beberapa tahun silam. Saya yakin tanpa kami, pengemudi, (ekonomi) Indonesia lumpuh,” ujar Fahri berapi-api.
Ironisnya, Fahri mengungkap ada kejadian yang membuat para sopir truk takut. Yaitu, kejadian sopir melawan perampok hingga menyebabkan pelakunya tewas. Ironisnya, justru polisi yang menghukum korban dengan menjebloskannya ke penjara. Padahal menurutnya, seharusnya justru aparat memberikan apresiasi kepada sopir truk karena berani melawan kejahatan.