IPOL.ID – Proses pemanggilan terhadap calon menteri dan wakil menteri, berlangsung selama dua hari, yakni Senin dan Selasa. Sejumlah nama pun terlihat berseliweran di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Prof. Asrinaldi mengatakan bahwa nama-nama tokoh yang dipanggil untuk mengisi kabinet pemerintahan masih termasuk politik akomodatif, mengingat jumlah kalangan profesional tidak terlalu banyak.
“Ini merupakan politik akomodatif. Kami memaklumi itu, karena jabatan menteri adalah jabatan politik,” kata Asrinaldi saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Dikatakannya, dengan banyaknya nama-nama tokoh yang terafiliasi dengan partai politik, maka cita-cita membangun kabinet zaken (menteri dari kalangan ahli) masih belum terealisasi, dan kini menjadi politik akomodatif.
Asrinaldi melanjutkan, memang ada beberapa nama dari kalangan profesional, namun jumlahnya juga tidak banyak, sebab hanya ada segelintir tokoh seperti Sri Mulyani dan beberapa lainnya.
“Rombongan yang dipanggil oleh Presiden Terpilih cenderung kepada kelompok yang diusung parpol. Kalau kabinet zaken mestinya harus dikaitkan posisi sebagai jabatan politik yang tidak terkait bagi-bagi kekuasaan sebenarnya. Tetapi faktanya tidak seperti itu (politik akomodatif),” tuturnya.
Pada Senin (14/9) sebanyak 49 tokoh yang disebut sebagai calon menteri diundang untuk bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto di rumahnya di kawasan Kartanegara IV, Jakarta Selatan.(Sofian)