Saat ini, usaha Putra Abadi yang dilengkapi dengan pabrik mampu mengolah kopi petani Sumsel hingga 12 ton per tahun. Rencananya, dalam waktu dekat UMKM ini akan memperluas bisnis dengan membuka kedai di Sumsel.
Menurut Dion, rata-rata pendapatan atau omzet yang dihasilkan di SMEXPO mencapai Rp5 juta, mencerminkan tingginya minat pengunjung pada produknya. Melalui SMEXPO, Kopi Putra Abadi juga mendapatkan kesempatan tampil untuk brand awareness bagi masyarakat.
“Kami melibatkan petani lokal untuk bersama kami memperkenalkan kopi dan kami kontrak bagaimana mereka bisa memiliki kopi dengan kualitas premium. Kami juga berusaha untuk mengubah dari lingkungan sendiri, bahwa kopi gak selamanya pahit, nggak selamanya hitam,” jelasnya.
Namun Dion mengakui bahwa tantangan industri kopi saat ini yaitu meroketnya harga biji kopi dunia. Karena, beberapa negara produsen kopi mengalami gagal panen akibat cuaca panas.
“Itu membuat kopi di Indonesia lebih mahal dan bisa mengubah hidup para petani,” jelasnya.