Ayah Faeza, Muhammad Fahat, seorang buruh harian, menyampaikan keprihatinan mendalam mengenai kondisi pendidikan di Kabupaten Pandeglang.
“Anak-anak saya tidak bisa sekolah hanya karena kami miskin. Uang SPP sebesar Rp42 juta jelas di luar kemampuan kami. Bagaimana kami bisa membayar, sementara untuk makan sehari-hari saja sudah sulit,” paparnya.
Nampak jelas wajah lesu dan hati hancur mereka saat dipulangkan mobil sekolah menjadi gambaran nyata dari ketidakadilan yang terjadi, di mana mereka tidak melakukan kesalahan apa pun selain terlahir dalam kondisi ekonomi yang sulit.(Vinolla)