IPOL.ID – Lantaran menurunnya daya beli masyarakat sejak pandemi Covid-19 hingga kini. Terpaksa membuat ratusan pedagang Warung Tegal (Warteg) di Jakarta Timur gulung tikar.
Ketua Koordinator Wilayah Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Jakarta Timur, Nawawi menerangkan, berdasar data tercatat 200 pedagang Warteg di Jakarta Timur yang bangkrut.
“Kira-kira hampair 20 persen Warteg tutup, kalau di Jakarta Timur kira-kira hampir 200 Warteg,” ujar Nawawi saat dikonfirmasi awak media di Jatinegara, pada Senin (28/10/2024).
Dia mencontohkan pada Tahun 2024 saja, tercatat lima Warteg di Kelurahan Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur yang gulung tikar hingga pulang ke kampung halaman.
Daya beli masyarakat yang belum pulih akibat pandemi Covid-19, tidak stabilnya harga bahan pokok, persaingan usaha, hingga kenaikan harga kontrak sewa kios membuat pedagang kesulitan.
“Di Kelurahan Pulogebang saja ada sekitar lima Warteg tutup. Itu dalam satu kelurahan ada Warteg, se-Kecamatan Cakung ada beberapa kelurahan tinggal dihitung,” kata dia.
Pedagang Warteg di Jakarta Timur yang masih dapat mempertahankan usahanya hanya mereka memiliki investor, sementara lainnya kesulitan mempertahankan usaha.
Nawawi menjelaskan, kendati pandemi Covid-19 telah berakhir, tapi daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah belum sepenuhnya pulih sehingga membuat mereka kesulitan.
Pekerja kelas menengah ke bawah yang menjadi pelanggan utama Warteg kini harus mengurangi pengeluaran makan karena terhimpit kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya.
“Ini imbas dari ketidakstabilan perekonomian Jakarta, sedangkan Warteg penopang menengah ke bawah. Tapi kurangnya perhatian dari pemeritah daerah,” tandasnya. (Joesvicar Iqbal)