IPOL.ID – Gaharu merupakan hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang memiliki nilai ekonomi tinggi, digunakan dalam berbagai industri, termasuk kimia dan farmasi.
Indonesia merupakan salah satu eksportir gaharu terbesar di dunia, karena Indonesia menjadi salah satu produsen gaharu terbanyak dengan lebih dari sepuluh spesies ada di wilayah ini.
Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andes Hamuraby Rozak, menyatakan, terdapat tantangan dalam pembudidayaan gaharu, yakni bagaimana menjamin keberhasilan dalam menghasilkan gaharu, serta memastikan kualitas gaharu budi daya setara dengan gaharu alam.
Andes menjelaskan, untuk beberapa jenis gaharu, kuota ekspor per tahunnya masih sangat tinggi, yang menunjukkan bahwa proses ekstraksi gaharu dari alam masih berlangsung.
“Indonesia menjadi satu-satunya negara yang mengekspor gaharu dari alam, sementara negara lain telah beralih ke gaharu budi daya. Ada stigma bahwa gaharu alam memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan gaharu budi daya,” kata Andes pada peresmian Pusat Kolaborasi Riset (PKR) Gaharu antara ITB, BRIN, dan IPB, di Bandung, sebagaimana dikutip kemarin (14/10).