IPOL.ID – Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta 2024, antara Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus dengan PDIP bersaing ketat, dalam memajukan pasangan Calon Gubernur (Cagub)-Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono dengan Pramono Anung-Rano Karno (Bang Doel).
Temuan terbaru dalam ajang kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2024 tersebut terlihat dari hasil analisis Lembaga Survei Nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Pilgub Jakarta, pasangan didukung KIM Plus, Ridwan Kamil (RK)-Suswono meraih elektabilitas 37,4 persen, bersaing ketat dengan Pramono-Rano, diangka 37,1 persen, sedangkan Dharma Pongrekun-Kun Wardana mendapat suara 4 persen.
Kemudian hasil analisis LSI Denny JA menyatakan, untuk Daerah Jawa Timur (Jatim), pasangan Khofifah-Emil Dardak yang didukung KIM Plus elektabilitasnya 65,8 persen, unggul telak dari Tri Risma Harini-Gus Hans (24,5 persen) dan Luluk Nur Hamidah-Lukman hanya meraih 1 persen.
Sedangkan di Pilgub Jawa Tengah (Jateng), pasangan M Luthfi-Taj Yasin yang juga didukung KIM Plus meraih elektabilitas 46 persen juga unggul jauh dari pasangan gacoannya PDIP yakni Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (28,2 persen).
Peneliti senior LSI Denny JA, Sunarto mengungkapkan, dalam analisis Survei Nasional bertajuk Siapa Menang Pilgub Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk Pilkada DKI Jakarta, Cagub dan Cawagub DKI Jakarta, RK-Suswono mendapatkan suara 37,4 persen, sedangkan pasangan (Cagub-Cawagub) DKI, Pramono Anung-Rano Karno mendapat suara 37,1 persen.
“Artinya dua pasangan ini bersaing ketat, angkanya sama-sama di 37 persen dengan persentase hanya berbeda angka setelah koma,” papar Peneliti senior LSI Denny JA, Sunarto didampingi Moderator Ikrama Masloman saat memaparkan temuan dan analisis Survei Nasional bertajuk Siapa Menang Pilgub Jakarta, Jateng dan Jatim? PDIP Vs KIM Plus di Jakarta, Rabu (30/10/2024).
Sedangkan pasangan independen Pongrekun mendapat suara 4 persen saja. Swing votter atau orang yang belum menentukan sikap baru 21,5 persen.
Sedangkan survei untuk Jawa Tengah, Cagub, M Luthfi menang telak 46 persen per survei periode ini dan Cagub Jateng, Andika Perkasa mendapatkan suara 28,2 persen. Mereka yang belum menentukan sikap, 25 persen.
Di Jawa Timur, pasangan Cagub-Cawagub Jatim, Khofifah-Emil unggul telak 65,8 persen, runner up Cagub, Tri Risma-Cawagub, Gus Hans, diangka 24,5 persen. Sedangkan pasangan Luluk Nur Hamidah yang didukung PKB mendapatkan angka 1 persen. Belum menentukan sikap 8,7 persen.
“KIM Plus di Jawa Tengah dan Jawa Timur jauh lebih unggul. Tapi di DKI Jakarta KIM Plus bersaing ketat dengan PDIP. Meski Ridwan Kamil unggul tipis, tapi belum bisa menentukan RK unggul dari pasangan Pramono-Rano Karno,” ujarnya.
Apakah berpengaruh ketika isu Cawagub DKI Suswono berbicara mengenai janda kaya? Sunarto mengatakan, pasti ada pengaruh, tetapi pengaruh besar atau kecil harus diuji lewat survei.
Jadi penentu migrasi suara disisa waktu terakhir ini ada dua, pertama, strategi dilakukan masing-masing pasangan. Kedua, seberapa besar blunder yang dilakukan oleh masing-masing pasangan.
Tentu saja, lanjut Sunarto, ada yang kepleset lidah, ada pernyataan spontan dan lain-lain. Berapa besar pengaruhnya harus diuji lewat survei.
“Hal itu berpengaruh, tapi efeknya belum terlalu besar dibandingkan dengan misalnya soal ayat-ayat yang dulu pernah dilontarkan oleh Ahok. Itu bisa dikatakan blunder besar,” katanya.
“Tergantung juga bagaimana isu-isu yang digoreng pihak lawan. Karena hal-hal kecil begitu digoreng bisa jadi besar juga,” tambahnya.
Lebih lanjut, diutarakannya, melihat soliditas KIM Plus di DKI Jakarta bisa dikatakan belum terlalu solid. Justru grace road suara terbesar dari PKS sebagian besar lari ke Pramono-Rano (Bang Doel), begitu juga pemilih Golkar.
Artinya, ketika grace road jalan sendiri bisa disimpulkan mesin partai tidak berjalan efektif. Tapi faktor penentu di DKI Jakarta memang adanya popularitas Rano Karno. Namun popularitas Rano Karno setara dengan popularitas Ridwan Kamil diangka 97 persen.
“Jadi Ridwan Kamil dapat lawan (Rano Karno) yang tangguh di Jakarta,” tutup Sunarto. (Joesvicar Iqbal/msb)