Khori mengatakan proses pengambilan data dan uji di laboratorium memakan waktu cukup lama karena ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. “Proses lama itu di bagian analisa laboratoriumnya, biasanya dua hingga tiga harian baru selesai untuk satu sampel,” kata Khori.
Cara kerja TRIGRSMap melibatkan pemrosesan data curah hujan untuk menghitung potensi gangguan lereng dan mengidentifikasi kapan ambang batas kekuatan tanah terlampaui.
Analisis tersebut lalu diintegrasikan ke dalam peta peringatan dini yang dapat membantu pemerintah sekaligus masyarakat setempat sebagai rekomendasi strategis tata ruang daerah. Maka, diharapkan dapat menjadi upaya pengurangan risiko bencana tanah longsor pada masa mendatang, seperti evakuasi atau penguatan infrastruktur di daerah rawan longsor. (*)