Pada Juni, badan beranggotakan 15 negara itu mendukung resolusi Amerika yang menawarkan rencana gencatan senjata bertahap dan pembebasan sandera, namun tidak berhasil.
“Kami menyesal Dewan Keamanan tidak bisa menyepakati kompromi bahasa yang diusulkan Inggris. Dengan bahasa itu, resolusi ini seharusnya disahkan,” tegas Wood, perwakilan Amerika, setelah pemungutan suara.
Beberapa diplomat optimistis bahwa setelah kemenangan Donald Trump Presiden Amerika terpilih pada pemilu 5 November 2024, Presiden Joe Biden akan lebih fleksibel di sisa masa jabatannya.
Mereka berharap pengulangan seperti Desember 2016, saat pemerintahan Barack Obama mengakhiri masa jabatan keduanya dengan mendukung resolusi penghentian pembangunan permukiman Israel, pertama sejak 1979. Saat itu, Amerika tidak menggunakan hak veto, melanggar tradisi dukungan kuat bagi Israel.
Resolusi yang diveto Rabu menyerukan “Akses bantuan kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan,” termasuk ke Gaza utara yang dikepung, serta mengecam upaya memblokade warga Palestina.