IPOL.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan penanganan darurat bencana pascaerupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Deputi Bidang Penanganan Darurat, Mayjen TNI Lukmansyah mewakili Kepala BNPB meninjau korban terdampak erupsi yang mengungsi ke wilayah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis (7/11/2024).
Gunung Lewotobi Laki-Laki berada di Kabupaten Flores Timur, namun banyak warga yang berada di radius bahaya memilih mengungsi ke wilayah tetangga yaitu Kabupaten Sikka.
Sekitar 2.000 jiwa mengungsi ke Kabupaten Sikka, karena jaraknya berbatasan dengan Kabupaten Flores Timur, salah satunya berada di Desa Hikong yang menjadi lokasi pertama tinjauan.
“Selain ada di Flores Timur, ada (pengungsi) di Kabupaten Sikka. Kita akan mengecek tempat tinggal seperti apa ada kasur, selimut, ketersediaan makanan dan lain-lain,” tutur Lukmansyah dalam keterangannya kepada awak media, Jumat (8/11/2024).
Selain itu juga diperiksa terkait kelengkapan fasilitas pendukung bagi warga.
“Kesehatan juga kita cek perawat dan dokternya 24 jam harus membantu mengatasi sakitnya pengungsi,” katanya.
“Kita minta ke kepala dinas pendikan, karena mengungsi di sekolah, maka pengungsi pindah ke tenda dan sekolah di kelas atau pengungsi di sekolah atau mengungsi di kelas sekolah di tenda,” tambah Lukmansyah.
Opsi lain yang bisa dilakukan adalah kegiatan belajar mengajar menumpang pada sekolah lainnya.
“Apakah ikut di sekolah terdekat yang penting bisa sekolah kembali. Karena jika tidak belajar, akan lupa dan tidak mendapatkan ilmunya,” ujarnya.
Tinjauan selanjutnya menuju Desa Kringa untuk berdialog dan juga memberikan dukungan bantuan.
Sama halnya dengan di Desa Hikong, Lukmansyah memastikan seluruh warga mendapatkan kenyamanan dan keamanan selama berada di pengungsian.
“Sudah pasi mengungsi tidak enak, jangan sampai makanan juga tidak enak,” tukas Lukmansyah.
Penanganan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki menjadikan salah satu bukti kolaborasi yang apik antar pemerintah daerah, hal itu terlihat atas kepedulian yang dilakukan masyakarat dan pemerintah daerah Sikka yang dengan tulus menerima warga Kabupaten Flores Timur mengungsi.
“Ada bantuan dari Bapak Bupati dan warga yang membantu penanganan pengungsi. Tidak ada batas antara Sikka dan Flores Timur, biarpun yang di sini bukan warganya semua dikeluarkan untuk membantu tetangga dari kabupaten sebelah,” tandasnya.
Bersama jajaran BNPB, dia memberikan dukungan berupa kebutuhan dasar para pengungsi bagi dua desa tersebut. Lukmansyah mengimbau warga yang tinggal di zona bahaya untuk relokasi ke tempat aman.
Hal serupa juga pernah dilakukan, yaitu merelokasi warga terdampak Gunung Semeru.
“Contohnya di Jawa Timur kita bangun dua ribu rumah dalam waktu satu tahun, karena Semeru mengeluarkan lahar akibatkan korban meninggal dunia, segera direlokasi. Tahun berikutnya di bulan yang sama gunung meletus lagi, kembali melewati kampung yang sudah ditinggalkan, untung sudah ditinggalkan. Semeru dijadikan pembelajaran,” pungkas Lukmansyah. (Joesvicar Iqbal)