Di Jakarta, pasangan M Ridwan Kamil-Suswono, peroleh suara 39,37 persen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto, 10,68 persen, dan Pramono Anung Wibowo-Rano Karno, 49,95 persen.
“Tentu dengan hasil ini semua pihak, baik nomor 1, 2 dan 3 itu pada akhirnya harus menerima, inilah jawaban dari pemilih warga Jakarta,” ungkap Ardian Sopa.
Tetapi memang Jakarta beda konteks dengan daerah lain, karena ada persyaratan bahwa pemenang bukan hanya ditentukan suara terbesar tapi juga harus memenuhi syarat suara 50 plus 1 suara.
“Dengan data yang terkumpul namun kita tidak bisa menentukan apakah hasil penghitungan suara di Pilkada Jakarta ini akan satu atau dua putaran. Karena ada selisih margin of error sekitar 1 persen,” ungkap Ardian Sopa.
Dikatakannya, jika Pilkada Jakarta akan kearah dua putaran maka akan kemana suara dari pemilih Dharma-Kun. Bisa jadi ada sebuah kebencian dan keunggulan kepada masing-masing pasangan.
“Jika itu terjadi maka akan ada kerja ekstra keras yang harus dilakukan oleh masing-masing pasangan”.