IPOL.ID – Iran dengan tegas menolak tuduhan keterlibatannya dalam rencana untuk membunuh para pejabat AS, termasuk Presiden terpilih Donald Trump, dan menyebut klaim-klaim tersebut sama sekali tidak berdasar.
Dilansir Anadolu, dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (9/11), juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, menolak tuduhan yang dilontarkan oleh Departemen Kehakiman AS setelah penangkapan seorang tersangka.
Baghaei merujuk pada “tuduhan serupa” sebelumnya yang dibantah oleh Iran, yang ia gambarkan sebagai “konspirasi menjijikkan” yang didalangi oleh Israel dan faksi-faksi anti-Iran “untuk memperumit masalah antara AS dan Iran.”
Departemen Kehakiman AS telah mengajukan tuntutan pidana terhadap seorang pria, mengklaim bahwa ia ditugaskan oleh Iran untuk “mengawasi dan merencanakan pembunuhan terhadap para mantan pejabat pemerintah AS, termasuk Trump.”
Menurut dakwaan tersebut, pria tersebut, seorang warga negara Afghanistan berusia 51 tahun bernama Farhad Shaker, diduga berusaha membunuh Trump sebelum pemilihan presiden AS atas perintah dari Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC).
Baghaei membantah tuduhan tersebut, dan menegaskan bahwa Iran akan menggunakan “semua cara yang sah dan legal, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk membela hak-hak bangsa Iran.”
Pernyataan tersebut menyusul terpilihnya Trump sebagai presiden AS baru-baru ini, yang memicu kekhawatiran bahwa hubungan dekatnya dengan Israel dapat semakin memperkeruh hubungan antara Teheran dan Washington.
Trump, yang menjabat sebagai presiden dari 2017 hingga 2021, dikenal karena sikap konfrontatifnya terhadap Iran, terutama setelah pemerintahannya menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir Iran pada tahun 2018.
Pembunuhan komandan militer tertinggi Iran, Jenderal Qassem Soleimani, pada Januari 2020 hampir membawa kedua negara ke ambang konflik militer langsung.
Awal pekan ini, juru bicara pemerintah Iran meremehkan pentingnya hasil pemilu AS, dengan menyatakan bahwa “tidak masalah” siapa yang menjadi presiden.
Berbicara kepada para wartawan di Teheran pada hari Rabu setelah pertemuan mingguan Kabinet, Fatemeh Mohajerani menegaskan bahwa kebijakan-kebijakan Iran secara keseluruhan tidak berubah. (far)