IPOL.ID – Mantan anggota Tim Mawar Kopassus, Fauka Noor Farid mengungkapkan isi surat ditulis oleh Prabowo Subianto pada Tahun 1998. Dalam surat ditujukan kepada tiga jenderal, surat bertuliskan jika dia rela mengorbankan dirinya sendiri daripada mengorbankan Kopassus dan TNI.
Fauka menceritakan, pada Tahun 1998 saat Probowo dijadikan kambing hitam oleh beberapa kelompok. Presiden Indonesia ke-8 itu kemudian menuliskan sebuah surat yang isi surat itu dia rela mengorbankan dirinya sendiri.
“Kenapa saya bilang beliau ini seorang yang patriotisme, itu pada Tahun 1998 itu, waktu beliau dijadikan kambing hitam oleh beberapa kelompok, beliau sempat menulis surat dan ini saya saksi hidup,” tutur Fauka di Jakarta, Minggu (17/11/2024).
Fauka mengenang saat surat itu dituliskan Prabowo, pada saat itu di pagi hari, mantan Menteri Pertahanan itu mengenakan celana pendek dan kaos oblong. Dia turun dari lantai dua rumahnya di Cendana 7 untuk menulis sebuah surat, setelah dia menjadi kambing hitam.
Dengan membawa kertas HVS dan sebuah pulpen, Prabowo memanggil Fauka untuk menemaninya menulis surat tersebut. “Waktu itu beliau membawa kertas HVS dan pulpen beliau bilang ‘Fauka saya mau nulis surat, kamu duduk’,” kata Fauka seraya menirukan suara Prabowo kala itu.
Dalam suasana pagi itu, keduanya pun duduk di karpet lantai dengan sebuah meja pendek yang kemudian dijadikan tempat untuk menulis surat. Saat itu Prabowo mengatakan bahwa surat tersebut ditujukan kepada tiga jenderal.
“Waktu itu beliau (Prabowo) bilang buat surat untuk Panglima TNI, Kasospol Susilo Bambang Yudhoyono dan Menhannya Wiranto,” ungkapnya.
Fauka melanjutkan, kala itu dia diminta oleh Prabowo untuk mengoreksi surat tersebut meski di dalam hatinya terlintas merasa tidak pantas mengoreksi surat milik seorang Letnan Jenderal.
“Mimpi apa saya tahu-tahu diminta untuk mengoreksi surat yang dituliskan untuk Jenderal, saat itu perasaan saya campur aduk,” tukasnya.
Usai surat selesai ditulis Prabowo, Fauka lanjut membaca isinya dan merasa merinding kala itu. Surat tersebut berisi tentang Prabowo yang rela mengorbankan dirinya sendiri daripada mengorbankan Kopassus dan TNI.
“Yang paling penting pokok yang saya baca beliau tulis ‘korbankanlah saya seorang diri, Prabowo Subianto jangan korbankan TNI ataupun kopasus karena ini adalah milik bangsa, milik rakyat Indonesia’ saya langsung merinding dan menjadi saksi hidup,” kenangnya.
“Itulah poin penting kenapa beliau seorang patriotisme, mau mengorbankan segala jiwa raga, pangkat, pikrian, tenaga, semuanya agar negara aman. Makanya karena itulah saya mengikuti beliau terus, karena dia seorang pemimpin, harus saya lindungi,” tegasnya.
Fauka menceritakan, awal mulanya dia bisa mengenal Prabowo, dimulai pada Tahun 1992, ketika dia baru saja lulus dari Akademi Militer. Prabowo saat itu masih menjabat sebagai Komandan Pusat Pendidikan (Pusdik) Kopassus dengan pangkat Kolonel.
Fauka mengaku datang ke Pussenif untuk seleksi perwira muda yang bisa bergabung ke Kopassus, lalu terpilihlah Fauka dalam seleksi tersebut.
“Beliau (Prabowo) datang ke Pussenif, kami baru lulus AKABRI dan habis sarjab, waktu itu beliau kesana untuk menyeleksi siapa-siapa perwira muda yang mau masuk Kopassus Tahun 1993. Jadi di 1993 saya ikut pendidikan Kopassus dan langsung ikut dia terus sampai sekarang,” ujar Fauka.
Awal pertemuan itulah yang kini membuat Prabowo dekat dengan Fauka meski dia adalah juniornya. Sejak 1993-2024, keduanya telah 31 tahun bersama, Fauka mengaku bangga dengan sosok Prabowo dan ada banyak sikap yang menurutnya perlu dicontoh.
Fauka menjelaskan, Prabowo merupakan sosok yang mempunyai rasa menolong yang tinggi. Tak heran saat ini Prabowo banyak menolong para junior dan seniornya untuk mendapatkan jabatan tertentu.
“Beliau sangat baik dengan junior dan seniornya, banyak yang diperjuangakan untuk menjadi orang lah menjadi pejabat, jiwanya memang beliau dari dulu penolong,” tambahnya.
Saat ditanyakan terkait hal apa yang paling disukai dari Prabowo, Fauka mengatakan bahwa dia menyukai sikap negarawan, nasionalisme dan patriotisme yang tinggi dimiliki oleh Prabowo.
Dia menambahkan, selama dirinya berada di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Kopassus Batujajar Bandung, Jawa Barat, Fauka kerap melihat sikap Prabowo yang langsung mengambil sikap sempurna saat momen pengibaran bendera merah putih, kendati saat itu dia berada di dalam rumah.
“Tiap pagi kan ada pengibaran bendera merah putih, jadi kalau pada saat itu pengibaran bendera merah putih dan beliau masih di dalam rumah, masih pakai celana pendek dan kaos, begitu dengar pengibaran bendera, langsung sikap sempurna dan hormat, itulah rasa nasionalisnya,” tukasnya.
Selain memiliki sikap nasionalisme yang tinggi, Prabowo merupakan sosok patriot di mata Fauka.
“Patriotisme, seorang patriot disini adalah pejuang, mengorbankan segala tenaga, pikiran, materi dan segalanya,” tutup dia. (Joesvicar Iqbal)