Adapun tantangan tersebut mulai dari aspek pemasaran dan permodalan, aspek HKI dan produk ekraf, aspek regulasi dan kelembagaan, serta aspek teknologi dan infrastruktur.
“Untuk mempercepat terwujudnya infrastruktur yang mendukung ini, kolaborasi pemerintah dengan sektor swasta adalah keniscayaan. Dan CTI dalam 16 tahun terakhir telah memberikan banyak kontribusi mulai dari memberikan pelatihan, pemasaran, juga pelestarian tenun Indonesia,” ujar Teuku.
Pengurus Cita Tenun Indonesia, Aliya Rajasa Yudhoyono, menjelaskan Cita Tenun Indonesia merupakan perkumpulan para pencinta kain tenun yang kemudian memiliki visi untuk memelihara, meningkatkan, melestarikan, serta memasarkan kekayaan tenun nusantara.
“Bagi kami tenun itu adalah seni budaya tradisional Indonesia yang memiliki makna dan nilai sejarah yang dituangkan dalam berbagai motif, warna, jenis, bahan, serta benang yang menjadi cerminan jati diri bangsa. Jadi memang tidak bisa dipisahkan kain tenun ini bukan hanya khas atau tradisi tapi itu jati diri bangsa, identitas bangsa kita,” ujar Aliya.