IPOL.ID – Polisi Amsterdam menahan puluhan demonstran pro-Palestina yang berunjuk rasa di pusat kota, Rabu (13/11), sebagai bentuk pembangkangan terhadap larangan yang diberlakukan setelah terjadinya kekerasan dalam pertandingan sepak bola antara Ajax dan klub Israel, Maccabi Tel Aviv.
Puluhan demonstran, beberapa di antaranya membawa bendera Palestina, meneriakkan “Amsterdam menolak genosida” dan “Bebaskan Palestina”.
Polisi dengan perlengkapan anti huru-hara mengepung kelompok tersebut dan mereka ditahan dan dimasukkan ke dalam bus.
Pihak berwenang di Amsterdam telah meningkatkan kewaspadaan dengan memperluas kewenangan penghentian dan penggeledahan di ibu kota Belanda, menyusul bentrokan pekan lalu.
Langkah ini dilakukan guna mencegah bentrokan lanjutan hingga situasi stabil, setidaknya hingga Kamis (14/11).
“Kami mengatakan: Bebaskan Palestina. Hentikan membunuh orang yang tidak bersalah. Hentikan membunuh anak-anak,” kata seorang demonstran, Max van den Berg, 32 tahun, yang menyerukan agar Belanda menghentikan dukungannya kepada Israel, seperti dilaporkan Reuters, Kamis (14/11).
Israel menyangkal telah melakukan genosida di Gaza. Mereka mengatakan bahwa pasukan yang memerangi militan Hamas Palestina yang menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, tidak menargetkan warga sipil.
Lebih dari 43.000 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan militer Israel di Gaza, menurut pejabat kesehatan di sana, dan sebagian besar daerah kantong tersebut telah hancur.
Kepolisian Amsterdam mengatakan bahwa para penggemar Maccabi menyerang sebuah taksi dan membakar bendera Palestina, lalu dikejar dan dipukuli oleh geng-geng anti-Israel yang mengendarai skuter setelah adanya imbauan online kepada para pengemudi taksi.
Lima orang dirawat karena luka-luka dan dibebaskan dari rumah sakit. Polisi mengawal ratusan penggemar Maccabi ke hotel mereka.
Para politisi Israel dan Belanda mengecam serangan tersebut sebagai tindakan antisemit dan mengingatkan kembali pada penganiayaan terhadap orang Yahudi selama Perang Dunia Kedua.
Pihak pro-Palestina membalas bahwa mereka menanggapi serangan yang dilakukan oleh para pendukung Maccabi dan nyanyian anti-Arab yang provokatif.
Empat dari 62 tersangka yang ditahan selama kekerasan tersebut, termasuk 10 warga Israel, masih ditahan. Polisi masih mencari para tersangka.
Belanda telah mengalami peningkatan insiden antisemit sejak perang Gaza dimulai pada bulan Oktober tahun lalu.
Kurang dari 1 persen populasi Amsterdam adalah Yahudi setelah Holocaust, sementara sekitar 15 persen adalah Muslim, sebagian besar adalah imigran generasi kedua dan pertama dari Afrika Utara dan Timur Tengah.
Penangkapan tambahan dilakukan selama kerusuhan pada Senin malam di lingkungan yang didominasi imigran di Amsterdam Barat di mana para pemuda Maroko-Belanda bersimpati kepada warga Palestina di Gaza. (far)