“Dari sisi kepentingan nasional memang juga semakin tidak terelakan bahwa kita semakin dekat ke dua-duanya beberapa tahun ke belakang. Secara ekonomi makin dekat ke China secara militer atau pertahanan juga semakin dekat ke Amerika Serikat. Jadi untuk itulah maka kunjungan ini harus dilakukan secara bersamaan,” ungkap Andrew.
Meski begitu, di saat yang bersamaan Indonesia juga harus menggandeng negara-negara yang tergolong sebagai middle power di kawasan seperti Jepang dan Korea Selatan serta beberapa negara ASEAN lainnya mengingat adanya sejumlah masalah yang harus diselesaikan.
“Jadi untuk Amerika dan China itu great power politics approach, tetapi untuk ASEAN masih dinanti, Prabowo mau ngapain itu masih belum kelihatan. Harapannya nanti ada kunjungan sendiri ke negara ASEAN, karena dampak dari geopolitiknya itu harus dihitung juga ke negara-negara di ASEAN, karena di ASEAN kita punya berbagai masalah yang cukup urgent misalnya Myanmar crisis, dan ketegangan yang meningkat di Laut China Selatan,” jelasnya.