Sejatinya Pemerintah Aceh telah melakukan berbagai sosialisasi dan simulasi mitigasi kebencanaan. Namun, sayangnya upaya itu dinilai belum begitu maksimal pasca-tsunami Aceh 2004.
“Upaya-upaya itu masih kurang karena sampai sekarang Provinsi Aceh tidak memiliki kurikulum tentang kebencanaan di sekolah-sekolah. Itu kita tidak punya, bayangkan sudah 20 tahun,” ujar Raihan.
Pengunjung memperhatikan dinding yang memajang nama-nama korban tsunami Samudra Hindia 2004, di Museum Tsunami di Banda Aceh, provinsi Aceh, menjelang 20 tahun peringatan tsunami 26 Desember 2004.
Pengunjung memperhatikan dinding yang memajang nama-nama korban tsunami Samudra Hindia 2004, di Museum Tsunami di Banda Aceh, provinsi Aceh, menjelang 20 tahun peringatan tsunami 26 Desember 2004.
Raihan juga menyoroti sarana dan prasarana yang dimiliki Aceh untuk mengurangi risiko bencana. Misalnya, kondisi escape building atau jalur keluar dalam kondisi darurat yang tidak terawat hingga kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat tentang jalur-jalur evakuasi menuju titik kumpul (assembly point).