“Banyaknya jawaban peserta dengan berbagai cara berpikir dan budaya yang dibawa dapat dinilai dengan lebih fleksibel,” jelasnya.
Mengenai cara kerjanya, dosen Departemen Teknik Informatika ITS tersebut memaparkan bahwa AI di sini bekerja dengan menilai jawaban peserta secara langsung tanpa adanya intervensi maupun pandangan subjektif pihak luar.
Selain itu, teknologi ini menggunakan penilaian secara gradasi, yang mana selain kebenaran juga dinilai proses dari peserta. “Hal ini dapat menjadi wacana baru bahwa jawaban tiap peserta dihargai di sini,” tutur Dwi.
Dalam mempersiapkan pemanfaatan teknologi AI tersebut, lulusan S3 Ilmu Komputer ITS ini menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengujian ratusan hingga ribuan kali untuk menghasilkan AI yang mampu menjadi penilai yang dapat dipercaya.
Kurang lebih terdapat 10 dosen yang terlibat dalam mengembangkan dan melatih model AI tersebut selama kurang lebih empat bulan.
Pemanfaatan AI dalam proses penilaian jawaban ini sendiri sudah lama diimplementasikan di ITS sebelumnya dalam menilai jawaban ujian mahasiswa, khususnya di Departemen Teknik Informatika.