“Uang Rp650 miliar adalah angka yang fantastis. Saya tidak pernah terpikir mengelola sepakbola Indonesia itu angkanya segitu besar. Kalau dulu di bola basket, Rp30 sampai Rp40 miliar cukup. Di badminton mungkin Rp80 miliar. Ini benar-benar bisa sampai tujuh hingga 10 kali lipat,” ujarnya.
“Partner Summit 2024 ini adalah laporan ke publik bahwa dalam membangun sepak bola itu, tidak mungkin stakeholder tidak bersatu. Kita bisa lihat, banyak dari sektor swasta juga yang dukung. Brand-nya juga luar biasa,” lanjut Erick.
Erick menyampaikan, semua pihak harus dirangkul untuk ikut mendukung sepak bola Indonesia. Karena itu, lanjut Erick, pihaknya mendekati segala lapisan kelompok masyarakat dan perusahaan untuk berkolaborasi.
“Brand-brand yang bekerjasama juga dekat dengan sepak bola. Dalam olahraga banyak event yang tidak sekadar sepak bola tapi bagaimana kita mendekatkan diri dengan masyarakat,” ujarnya.
“Mendekat dengan anak-anak kecil, difabel, lalu keluarga yang kurang mampu semua kami rangkul. Karena kami percaya harus berpikir lebih dari sepak bola. Sepak bola ini alat pemersatu bangsa yang juga mengangkat muruah kita,” papar Erick. (bam)