Termasuk gaya hidup mewah pejabat yang diumbar dan ramai di media sosial. Hal itu bisa masuk cepat ke memori publik sehingga membuat mereka menjadi apatis.
“Orang merasa apatis karena proses Pilkada, setelah dipilih calonnya bukan membuat program untuk masyarakat. Banyak kasus mereka hanya melayani kelompok atau keluarga, jadi muncul kasus gaya hidup mewah pejabat, dan korupsi”.
“Itu yang membuat apatisme publik, pejabat dipilih setelah menjabat cenderung tidak melihat apa yang menjadi kebutuhan masyarakat tapi hanya melihat kepentingan kelompok mereka dan keluarga. Termasuk kasus-kasus korupsi di pemerintahan itu pasti membawa dampak apatisme politik masyarakat,” tandasnya. (Joesvicar Iqbal/msb)