Andhika juga menyoroti tantangan global dalam penanggulangan terorisme yang semakin kompleks, di mana perempuan dan anak kini bukan hanya sebagai korban tapi juga pelaku.
“Meskipun upaya penanggulangan telah menunjukkan hasil positif, ancaman tetap ada, terutama dengan pelibatan perempuan dan anak dalam aktivitas terorisme, baik sebagai korban maupun pelaku,” ungkapnya.
Sementara itu, Senior Specialist Referent dari Anti-Terrorism Center Kepolisian Slovakia Mayor Martin Baran menjelaskan, negaranya menghadapi tantangan penanggulangan terorisme, terutama dari individu yang me-radikalisasi diri dan para pengungsi yang kembali dari zona konflik.
Untuk itu, pihaknya mengutamakan pemantauan radikalisasi daring atau online melalui teknologi canggih serta memperkuat kontrol perbatasan dan berbagi intelijen. “Hal ini sangat penting dalam mencegah ekstremisme dan mendukung upaya deradikalisasi,” ucap Martin.
Dengan pertemuan tersebut, BNPT RI dan Slovakia berharap dapat menciptakan standar penanganan terorisme yang lebih komprehensif, mulai dari pencegahan hingga rehabilitasi korban.