IPOL.ID – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Indonesia memastikan akan berhati-hati dalam mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk alat utama sistem senjata (alutsista) TNI pada tahun 2025. Hal ini disampaikan Kemenhan mengingat meskipun AI memiliki potensi besar dalam sektor pertahanan, teknologi ini belum sepenuhnya dapat diandalkan untuk menjalankan misi pertahanan yang kompleks dan penuh risiko.
Pihak Kemenhan menilai bahwa meskipun perkembangan AI sangat pesat, terdapat sejumlah tantangan yang perlu dipertimbangkan, termasuk aspek keandalan, akurasi, dan responsibilitas dalam pengoperasian alutsista. Oleh karena itu, pemerintah akan memastikan setiap teknologi yang diadopsi untuk mendukung alutsista TNI tidak hanya canggih, tetapi juga dapat diandalkan dalam situasi yang sangat kritis.
“Kita juga tidak ingin gegabah, tentunya kita melalui pengkajian melalui proses melakukan kajian, sehingga pada saat nanti mungkin diadakan tepat dengan kebutuhan yang ada di Indonesia,” kata Karo Humas Setjen Kemenhan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang saat ditemui di gedung Kemenhan, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/24).