Ia menyebutkan arsip bisa menjadi salah satu pembelajaran penting, misalnya dalam upaya menghapus perkawinan anak yang sejak zaman kolonial masih menjadi permasalahan yang belum tuntas.
“Hari ini kita bicara tentang perkawinan anak, kalau kita membaca arsip tentang apa yang dibahas di dalam kongres perempuan pertama, maka perkawinan anak adalah salah satu isu yang dibahas dengan cukup tuntas, tetapi proses mengubah perilaku di dalam masyarakat lebih panjang, bahkan butuh hampir satu abad, ini sudah 96 tahun dan kita masih menghadapi situasi yang sama,” paparnya.
Menurutnya, melalui arsip masyarakat dapat mempelajari apa yang terjadi pada masa lalu dan masa kini untuk menjadi pengalaman dalam rangka mempersiapkan masa depan.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala ANRI Imam Gunarto menyampaikan dokumentasi tentang pergerakan perempuan sejak zaman Belanda telah tersimpan di ANRI.
“ANRI menyimpan dokumentasi tentang pergerakan perempuan sejak zaman Belanda, bagaimana dulu perlakuan pemerintah Belanda terhadap perempuan, kemudian bagaimana catatan-catatan Belanda terhadap peran-peran perempuan ketika dia masih di bawah (pengekangan) laki-laki tradisional pada waktu itu juga terekam,” kata Imam.