IPOL.ID – Jumlah korban meninggal dunia dalam bencana hidrometeorologi basah yang melanda Kabupaten Sukabumi pada Selasa (3/12) terus bertambah.
Data sementara yang berhasil dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Senin (9/12), sebanyak 10 warga dilaporkan meninggal dan dua orang dinyatakan hilang dalam pencarian.
Berikut 10 warga yang sudah ditemukan dan dinyatakan meninggal dunia:
1. Aden Daffa (11 tahun) warga Desa Loji
2. Ade Wahyu (11 tahun) warga Desa Loji
3. Elma Ayunda (27 tahun) warga Desa Loji
4. Siti Hamidah (8 tahun) warga Desa Loji
5. Sahroni (47 tahun) warga Desa Loji
6. Resti (23 tahun) warga Desa Bangbayang
7. Santi (2 tahun) warga Desa Bangbayang
8. Emah (50 tahun) warga Desa Karangjaya
9. Dadang (65 tahun) warga Desa Ciemas
10. Euis (44 tahun) warga Desa Rambay
Sedangkan untuk warga hilang yang sudah dinyatakan meninggal dan masih dalam pencarian yakni Eros, 80, warga Desa Rambay dan Ojang, 53, warga Desa Sirnasari.
Kaji cepat sementara, sebanyak 172 desa di 39 kecamatan terdampak, dilaporkan 6.312 Kepala Keluarga (KK) atau sebanyak 10.160 warga terdampak dan sebanyak 939 KK atau 3.064 mengungsi.
Tim SAR gabungan terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, Pemerintah Desa, Relawan dan semua unsur terkait masih terus melakukan pancarian warga hilang di Desa Sirnasari dan Desa Rambay.
Sesuai arahan Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto yang memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) di Pendopo Kabupaten Sukabumi pada Minggu (8/12/2024), pencarian warga yang hilang masih akan dilakukan hingga tiga hari ke depan kendati ahli waris sudah mengikhlaskan.
“Dua warga masih dinyatakan hilang akan kita cari sampai tiga hari ke depan, meski pihak keluarga sudah ikhlas, tapi sebagai aparat masyarakat, kita akan tetap mencari sampai batas yang sudah ditentukan,” kata Suharyanto pada awak media, Senin (9/12/2024).
BNPB yang diwakili Deputi Bidang Penanganan Darurat Mayjen Lukmansyah, masih berada di Sukabumi untuk melakukan pendampingan di Posko Utama. Posko utama berada di Pendopo Sukabumi sudah aktif beroperasi dan melangsungkan beberapa kegiatan.
Di antaranya, melakukan update terkait data terkini warga terdampak dan korban serta update penyaluran dan kebutuhan logistik untuk warga yang mengungsi, baik yang mengungsi di pengungsian terpusat maupun mandiri.
Dilakukan juga koordinas dengan Tim-SAR gabungan untuk melakukan penyusunan strategi pencarian warga yang hilang agar pencarian bisa berjalan lebih efisien.
Rapat Koordinasi di Posko Utama pun akan dilakukan setiap hari pada pukul 07.00 WIB dan pukul 19.00 WIB hingga masa tanggap darurat selesai.
Pencarian terhadap warga yang hilang dilakukan di dua titik. Titik pertama berada di Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud, sejak Senin (9/12) pagi tadi, sudah di terjunkan Tim SAR gabungan terdiri dari Basarnas, Koramil, PT Antam, PT Pama, Rider 300 dan Potensi SAR sebanyak 60 orang.
Namun, di tengah-tengah operasi pencarian korban hilang yakni Eros terkendala hujan dan baru bisa dilanjutkan pada pukul 14.00 WIB. Titik kedua, berada di Desa Sinarsari, Kecamatan Pabuaran, di titik ini, Tim SAR gabungan sebanyak 56 personel terdiri dari Basarnas, Brimob Cirebon, Babinsa Pabuaran, Warga Sinarsari, dan Rider, baru bisa diterjunkan pada siang (9/12) tadi.
Lantaran hujan turun sejak pagi dan baru reda pada pukul 12.00 WIB. Untuk mempercepat proses pencarian korban hilang lainnya yakni Ojang sedang diupayakan penerjunan anjing pelacak K9. Hingga kini upaya pencarian korban hilang di dua titik itu masih dilakukan. (Joesvicar Iqbal)