IPOL.ID – Setelah beberapa tahun menjalani hari-harinya sebagai seorang pensiunan, Nursaman yang kini berusia 63 tahun hanya fokus terhadap keluarga, ibadah dan juga kesehatannya. Seperti yang diceritakan Nursaman kepada Tim Jamkesnews, saat ini Nursaman mempunyai penyakit hernia dan adanya batu ginjal yang harus diidapnya.
Ia telah dua kali menjalani operasi batu ginjal dan kini rutin kontrol ke dokter. Nursaman yang merupakan pensiunan dari PT. Kereta Api Indonesia (KAI) sudah cukup lama memanfaatkan jaminan kesehatan yang dimilikinya sejak aktif bekerja dahulu, yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
“Saya sudah menjadi peserta JKN semenjak bekerja dan terdaftar di perusahaan. Waktu muda dahulu mungkin memiliki jaminan kesehatan itu bukan menjadi prioritas ya, karena masih merasa sehat. Tapi semenjak masuk di usia yang sudah rentan apalagi kini sudah pensiun artinya sudah tua. Diusia saya yang sekarang ini, memiliki jaminan kesehatan itu baru terasa pentingnya. Karena biaya rumah sakit sekarang ini tidaklah murah, apalagi kalau punya beberapa penyakit seperti saya ini yaitu batu ginjal dan hernia yang mengharuskan kontrol ke dokter dan rutin minum obat,” ujar Nursaman.
Nursaman bercerita bahwa ia telah dua kali menjalani operasi menggunakan JKN sebagai penjaminnya. Ia harus melakukan operasi batu ginjal, kemudian operasi pelepasan selang sebagai tindak lanjut dari operasi batu ginjal sebelumnya. Kemudian Nursaman membagikan pengalamannya ketika itu.
“Saat di operasi ketika itu dan rawat inap setelahnya, fasilitas yang saya dapatkan bisa dikatakan baik. Pelayanan yang saya terima dari dokter maupun suster di rumah sakit itu ramah dan setara dengan pasien lain yang mungkin ada yang menggunakan asuransi swasta. Selama saya menjalani perawatan itu dilayani dengan sangat baik oleh pihak rumah sakit. Saya juga mendapatkan kamar rawat yang nyaman dan sesuai dengan kelas saya terdaftar di BPJS Kesehatan,” cerita Nursaman.
Hanya saja ketika itu ada yang disayangkan oleh Nursaman, yakni mengenai ketersediaan obat yang ada di rumah sakit. Adanya obat yang diresepkan oleh dokter saat itu tidak tersedia di apotek rumah sakit, sehingga ia harus mencari sendiri di apotek luar.
“Ketika itu memang ada obat yang tidak tersedia di rumah sakit, sehingga anak saya harus mencari obatnya di apotek luar dengan menggunakan copy resep. Mungkin kedepannya bisa dipastikan lagi ketersediaan obat di rumah sakit sehingga tidak perlu mencari di luar. Karena menurut saya semuanya sudah sangat baik pelayanannya, hanya saja saat itu mungkin memang lagi kosong ya. Tapi secara keseluruhan saya cukup puas berobat menggunakan JKN,” ujar Nursaman.
Nursaman mengungkapkan bahwa secara keseluruhan pendapatnya mengenai Program JKN sangat bermanfaat untuk masyarakat Indonesia. Khususnya untuk masyarakat yang tidak mempunyai dana darurat atau tabungan untuk kesehatannya. Karena menurut Nursaman, tidak semua masyarakat mempersiapkan dana tersebut. Terlebih sakit itu tidak permisi kalau datang, bisa saja secara tiba-tiba sehingga memiliki JKN itu sangat membantu sekali.
“Program JKN ini sangatlah bermanfaat baik yang muda ataupun yang berusia lanjut seperti saya ini. Sakit itu tidak mengenal usia dan waktu, sehingga siapa saja bisa sakit kapanpun. Dan Program JKN itu dipersiapkan oleh pemerintah untuk hal-hal kesehatan yang tidak terduga waktu dan biayanya. Saya harapkan BPJS Kesehatan selalu meningkatkan dan memperbaiki hal-hal yang masih harus disempurnakan dan mempertahankan hal-hal yang sudah baik. Serta terus berkembang dan maju semakin baik lagi,” tutup Nursaman. (Irma)