IPOL.ID – PT Pertamina (Persero) berencana mengolah minyak jelantah (UCO) menjadi bahan bakar penerbangan ramah lingkungan sebagai bagian dari agenda energi hijau atau terbarukan.
Rencana ini akan dijalankan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), anak perusahaan Pertamina, dalam Proyek Green Refinery Cilacap yang bekerja sama dengan PT Gapura Mas Lestari (GML) pengekspor UCO.
Proyek ini memiliki kapasitas mengolah minyak jelantah sebanyak 6.000 barrel per hari untuk menghasilkan HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) dan SAF (Sustainable Aviation Fuel) dengan total produksi diperkirakan mencapai sekitar 300.000 kiloliter (KL) per tahun.
“Proyek Green Refinery bukan hanya tentang menyediakan sumber energi alternatif, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi masyarakat, mendukung pertumbuhan lokal, serta mengurangi dampak lingkungan,” kata Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman dalam keterangannya, dikutip pada Rabu (18/12/2024).
Untuk menjaga pasokan minyak jelantah yang akan diolah di Green Refinery Cilacap, KPI pun meneken Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Gapura Mas Lestari (GML) terkait pasokan Feedstock Proyek Green Refinery Kilang Cilacap pada awal Desember 2024.
Penandatanganan Nota Kesepahaman ini adalah langkah penting untuk memperkuat kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam mencapai tujuan energi berbasis keberlanjutan di Indonesia.
PT GML merupakan salah satu perusahaan pengumpul dan eksportir Used Cooking Oil (UCO) di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 20 tahun.
“Kolaborasi antara KPI dan PT GML dengan pengalaman dalam rantai pasok mulai dari pengumpulan sampai dengan pasokan UCO diharapkan dapat mendukung dan menjamin pasokan feedstock untuk Proyek Green Refinery Cilacap,” paparnya.(Vinolla)