Ia menyebutkan upaya konservasi lahan itu terus dilakukan dengan mengolah area itu termasuk dengan pengapuran dan pemupukan dengan pupuk organik dan penanaman tanaman tahan sedimentasi seperti gelagah.
Selain itu, ada kondisi alami di mana tanaman dapat tumbuh kembali dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia. “Dari luas 23.000 ha lahan timbunan tailing, setelah beberapa tahun saat ini sekitar 40 persen merupakan lahan dengan tumbuhan yang tumbuh alami,” katanya lagi.
Ia menyebutkan penanganan 23.000 ha lahan timbunan tailing itu dilakukan sejak sekitar tahun 1996.
PT FI, ujar dia pula, juga mengembangkan area penimbunan seluas 100 ha sebagai area penelitian dan demonstrasi yang difokuskan pada reklamasi setelah tambang dan opsi penggunaan lahan produktif di tanah tailing sebagai sarana konservasi dan edukasi publik terkait pengelolaan tailing.
PT FI berkolaborasi dengan perguruan tinggi mengembangkan kawasan pertanian terpadu pada area timbunan tailing baru yang bertujuan untuk menjadi kawasan percontohan sebagai bagian dari program keberlanjutan setelah kegiatan tambang.