“Seringkali, isu Imam Mahdi ini digembar-gemborkan, terutama menjelang pemilihan politik di mana figur seperti ‘Ratu Adil’ menjadi bahan kampanye,” ungkap Budi Jaya, mengutip laman PP Muhammadiyah, Rabu (4/12/2024).
Menurut Budi Jaya, hadis-hadis yang membicarakan Imam Mahdi sangat beragam statusnya. Meski beberapa di antaranya lemah (daif), tetap ada hadis-hadis yang dapat diterima, seperti riwayat yang menyebutkan bahwa Imam Mahdi berasal dari keturunan Fatimah dan memiliki nama Muhammad.
Budi Jaya memaparkan bahwa ciri-ciri Imam Mahdi sesuai dengan hadis Abu Dawud: namanya harus Muhammad, ayahnya Abdullah, dan ia berasal dari keluarga Nabi Muhammad. Hadis-hadis ini, walau termasuk Mutawatir maknawi, tetap harus ditelaah dan tidak dapat digunakan secara sembarangan untuk mendukung klaim-klaim tertentu.
Budi Jaya dalam kajiannya menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menanggapi klaim-klaim tentang Imam Mahdi. “Umat Islam sebaiknya bersikap kritis dan mengkaji persoalan ini secara mendalam, merujuk pada sumber-sumber yang jelas dari Al-Qur’an dan as-Sunnah,” pesannya.