“Jadi kalau warna pink itu perempuan,” jar petugas wanita.
Namun, kakek tersebut tetap ngotot tidak mau turun dari bus meski sudah diberitahu kalau bus itu hanya diperuntukkan bagi penumpang wanita.
Alih-alih turun dan meminta maaf, kakek tersebut malah membahas tentang Pilkada yang menurutnya salah tetapi masih berlaku.
“Kemarin aja jelas-jelas sudah salah, Pilkada tetap berlaku, tahu enggak,” lanjut sang kakek.
Petugas wanita tetap bersikap sabar dengan tidak lupa untuk terus mengucapkan kata maaf saat menegur kakek tersebut.
“Mohon maaf pak, Pilkada enggak ada busnya,” jawab petugas.
Kemudian, kakek itu meminta petugas untuk bersikap sopan kepadanya.
“Jadi sama yang tua harus sopan santun lemah lembut. Saya kan udah tua mudah emosi, ngerti,” amuk sang kakek.
Petugas pun mengingatkan bahwa bus tidak akan jalan jika kakek tersebut masih tidak mau turun. Namun, dia semakin ngotot dan menegaskan akan berada di bus hingga sore hari.
“Ya biarin sampai sore saya di sini,” ucap sang kakek.
Menanggapi video tersebut Direktur Utama PT TransJakarta, Welfizon Yuza, mengatakan pihaknya telah membekali petugas dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menghadapi situasi serupa di masa depan.