“Terlepas dari perang berdarah dan situasi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan di Gaza, saya masih menyimpan harapan untuk menyaksikan gencatan senjata segera dan kembali menjalani kehidupan normal pada 2025,” kata Mohammed al-Habib, seorang warga Palestina yang mengungsi ke Deir al-Balah.
Ayah enam anak berusia 46 tahun ini terpaksa meninggalkan rumahnya di Kota Rafah, Gaza selatan, pada Mei lalu, saat tentara Israel menyerbu kota tersebut. Namun demikian, dia tetap optimistis dengan masa depan keluarganya.
“Ketika kami selamat dari serangan Israel, saya merasa kami sangat beruntung, dan itulah yang membuat saya optimistis bahwa kami akan selamat dari perang mengerikan saat ini,” tuturnya.
“Saya hanya berharap dapat melanjutkan hidup saya ketika saya kembali ke Rafah. Bahkan seandainya tentara telah menghancurkannya, kami dapat membangunnya kembali,” sambungnya.
Dia berharap perundingan akan menghasilkan gencatan senjata, sehingga memungkinkan warga Gaza untuk melanjutkan kehidupan mereka. “Saya kehilangan segalanya, rumah saya, pekerjaan saya, hidup saya, dan tiga anak saya. Namun saya ingin kembali ke kampung halaman saya dan hidup dengan damai,” imbuhnya. (*)