“Waktu saya sakit anak itu sama neneknya membesuk saya ke rumah. Anaknya naik, makanya warga sedih, marah. Marahlah mendengar kejadian kekerasan seperti itu, kesal,” tegasnya.
Diutarakan oleh Zaelani, bila saja paman korban tidak membawa AG ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo untuk mendapat penanganan medis, mungkin kasus dugaan pencabulan dan kekerasan fisik ini tidak terungkap.
Lantaran pihak keluarga tidak mengetahui bahwa AG diduga menjadi korban pencabulan, hingga tim dokter mendapati hal tidak wajar lalu melaporkan kasus ke Polres Metro Jakarta Timur.
AG sempat dirawat sejak Minggu (1/12) hingga meninggal pada Selasa (3/12), jasadnya kemudian dimakamkan pada Rabu (4/12/2024) setelah diautopsi di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati.
“Kalau enggak dibawa enggak akan terbongkar. Kalau didiamkan saja meninggal terus dimakamkan kita enggak ada yang tahu. Mungkin memang sudah jalannya agar kasus terbongkar,” jelasnya.
Hingga kini kasus dugaan pencabulan anak AG masih dalam penyelidikan jajaran Uni Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Timur.