IPOL.ID – Target pemerintah mendongkrak pertumbuhan ekonomi delapan persen pada 2029 cukup berat. Apalagi sektor andalan seperti manufaktur dan industri tertinggal jauh dari negara-negara tetangga.
Demikian hal itu mengemuka dalam diskusi bertajuk “Evaluasi Kritis 100 Hari Pemerintahan Prabowo di Bidang Ekonomi.” Diskusi digelar Universitas Paramadina bekerja sama dengan Institut untuk Pembangunan Ekonomi dan Keuangan (INDEF) di Jakarta baru-baru ini.
Dalam sambutannya, Prof. Didik J. Rachbini -Rektor Universitas Paramadina- menyoroti peran besar isu ekonomi dalam visi dan misi Astacita Presiden Prabowo. Menurutnya, capaian ekonomi Indonesia hingga saat ini masih berada di bawah potensi maksimal.
Namun, tantangan besar masih menghadang, khususnya dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen hingga tahun 2029. Menurut Prof. Didik, capaian tersebut mustahil tanpa penguatan sektor industri yang selama satu dekade terakhir hanya tumbuh 3-4 persen, jauh tertinggal dibandingkan Vietnam yang mampu mencatatkan pertumbuhan industri hingga 9-10 persen.