Kejahatan perang tidak terbatas pada penjarahan dan pembakaran, tetapi juga mencakup pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil Palestina, termasuk anak di bawah umur.
Menurut seorang perwira di korps lapis baja bernama Yotam Vilk, instruksi militer adalah untuk menembak siapa pun yang tidak diizinkan memasuki zona penyangga yang dikuasai Israel di Gaza.
Ia menyaksikan sedikitnya 12 orang ditembak dan dibunuh, dengan gambaran pasukan Israel membunuh seorang remaja Palestina yang tidak bersenjata khususnya tertanam dalam benaknya.
“Ia meninggal sebagai bagian dari cerita yang lebih besar. Sebagai bagian dari kebijakan untuk tetap tinggal di sana dan tidak melihat orang Palestina sebagai manusia,” kata Vilk, mengutip Middle East Monitor. (ahmad)