Dia menuturkan kondisi ini menambah tantangan bagi masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani.
Saat ini, pelayanan kesehatan di Pulau Lirang hanya mengandalkan puskesmas pembantu rawat jalan dengan fasilitas dan tenaga kesehatan yang terbatas, hanya satu dokter dan beberapa perawat.
“Untuk perawatan lanjutan, warga harus dirujuk ke pulau-pulau lain, seperti ke Moa Teakur atau ke Ambon dengan perjalanan laut yang memakan waktu hingga tiga hari untuk mencapai fasilitas yang memadai,” ungkapnya.
Mengenai aspek kesehatan di Pulau Lirang, sambung Metrianda, masyarakat berharap pemerintah segera membangun puskesmas dengan layanan rawat inap dan fasilitas kesehatan tingkat lanjut.
Hal ini menjadi kebutuhan mendesak mengingat rujukan medis ke wilayah lain sering kali terkendala jarak dan cuaca buruk.
Hingga kini masih banyak daerah di wilayah perbatasan, seperti di Desa Ustutun Kecamatan Wetar Barat Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, yang perlu ditingkatkan sarana prasarana fasilitas kesehatannya.