Ia menjelaskan bahwa BRIN memiliki infrastruktur lengkap, seperti laboratorium berstandar Good Manufacturing Practice (GMP) dan fasilitas produksi terbatas untuk mendukung pengembangan produk.
Dengan memanfaatkan fasilitas ini, produsen dapat menghemat biaya dan waktu tanpa mengganggu lini produksi reguler mereka.
Handoko juga mendorong saintifikasi jamu berbasis kearifan lokal. Ia menyebut bahwa riset mendalam untuk membuktikan secara ilmiah manfaat jamu dapat membuka peluang pengembangan produk baru.
“Inspirasi dari kearifan lokal bisa menjadi basis inovasi. Dengan dukungan evaluasi genomik dan data lainnya, kita bisa mengembangkan produk yang lebih baik atau meningkatkan kualitas yang sudah ada,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Handoko mengajak produsen jamu dan Dewan Jamu Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas produk mereka dan menjalin kolaborasi lebih erat dengan BRIN.
“Kami ada untuk mendukung langkah strategis ini. Semoga kolaborasi ini mampu mengangkat citra jamu sebagai warisan budaya sekaligus produk inovasi modern yang membanggakan,” tutur Laksana Tri Handoko.