Berny menyebut WMS juga menjadi bagian dari sistem ketertelusuran dan logistik ikan nasional (STELINA). “Ini yang kami kembangkan untuk memperluas trading ikan dan meningkatkan efisiensi operasional,” kata Berny.
Berny menyebutkan, ada 2.110 gudang beku, khususnya untuk produk perikanan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total kapasitas mencapai 813.966 ton. Dari jumlah tersebut, saat ini baru terdata 113 gudang beku yang telah menerapkan WMS.
“Tentu melalui forum ini kami mengajak pengelola gudang beku untuk menerapkan WMS dalam rangka pemanfaatan pangan biru mendukung program prioritas Presiden RI,“ tutur Berny.
Di tempat yang sama, Ketua Koperasi Nelayan Saruma Pesisir Jaya, Ibnu M Soleman mengapresiasi sistem informasi pengelolaan cold storage (SIP-CS) berbasis WMS yang diinisasi KKP.
Sebagai salah satu koperasi pengelola gudang beku, Ibnu memastikan anggotanya telah menerapkan sistem tersebut. “Alhamdulillah WMS membantu kelancaran usaha koperasi, khususnya dalam proses penanganan hasil produksi yang diperoleh,” kata Ibnu.